Beberapa makanan yang ada di Malaysia ada yang mirip dengan yang ada di Indonesia. Contohnya seperti Nasi Goreng, Mi, Gado-gado dan Es Campur.
Cuma es campur di sana berbeda namanya. Seperti misalnya Es Lai Chee Kang. Es ini berisi es serut yang dilengkapi dengan Nata De Coco, Cincau Hitam, Buah Leci dan Kacang Tanah. Sangat mirip dengan es campur dan es Shanghai di Indonesia namun pelengkap sirupnya masih lebih miskin. Mereka tidak menggunakan sirup beraroma pandan seperti di sini melainkan hanya menggunakan sirup gula biasa.
Sedangkan Gado-gadonya umumnya rasanya persis sama dengan yang di sini. Hanya saja di sanaGado-gado diakui sebagai hidangan khas nasional. Sedangkan di sini di Indonesia hanya diakui sebagai hidangan khas daerah Betawi.
Menurut bapak Bondan Winarno seorang pembawa acara kuliner kondang di tv sekaligus kolumnis terkenal, hal itu disebabkan karena adannya kedekatan budaya dan geografis. Dan Indonesia dan Malaysia sama-sama dipengaruhi kuat oleh budaya peranakan Tionghoa dan India. Sehingg ada banyak makanan yang sebetulnya berasal dari kedua etnis kuat tersebut. Jadi baik itu Gado-gado maupun Nasi Goreng dan Es Campur sebetulnya berasal dan dibawa oleh budaya peranakan. Jadi justeru bukan berasal dari budaya Melayu.
Menurut Bondan seharusnya Indonesia menyayangi dan melestarikan makanan teradisionalnya yang lainnya sehingga jangan sampai diklaim oleh Malaysia. Contoh yang baik adalah seperti pemerintah Thailand. Mereka sangat mendukung bagi didirikannya sebanyak 20.000 buah restoran khas Thailand di seluruh penjuru dunia. Dan sebaiknya makanan khas Indonesia distandarisasikan sehingga tidak membingungkan. Contohnya ada berbagai macam Soto yang berbeda-beda rasa maupun cara membuatnya dan bahannya sehingga membingungkan. Sebaiknya hal tersebut di standarisasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar